Ads:
Sony Ericsson U1i alias Satio merupakan ponsel berkelas tinggi untuk ukuran multimedia besutan Sony Ericsson. Harganya yang tinggi serta pemilihan material yang apik membuatnya tampil eksklusif. Belum lagi fitur multimedia yang dijejalkan ke dalamnya, sama sekali tidak mempengaruhi akselerasi ponsel secara keseluruhan.
Satio lebih cenderung sebuah ponsel kamera ketimbang multimedia. Bahkan dengan adanya OS Symbian 5th edition, tidak membuatnya menjadi ponsel pintar yang terjun di bidang bisnis. Interface sentuh secara menyeluruh menjadikan hal tersebut wajar adanya.
Kemampuan kamera Satio merupakan satu dari yang terbaik. Resolusi lensa 12 megapixel dan fitur fotografi professional yang dibawa memang lebih baik ketimbang kamera-kamera ponsel yang ada hingga saat ini. Terlebih tanpa pembanding di kelas sama. Namun Satio cukup mengecewakan di sisi multimedia. Kuatitas speaker dan hilangnya konektor audio 3.5 mm menjadi hal kecil yang cukup mengganggu.
Ponsel ini dibuat dalam ukuran yang besar. Tidak lebih besar dari N97 sih, bahkan bisa dibilang ponsel ini jauh lebih ringan dan tipis ketimbang N97. Hal ini dikarenakan Satio tidak memiliki moda input lain selain layar sentuh. Bahkan jika dibandingkan dengan 5800 XpressMusic sekalipun. Ponsel ini lebih tipis dan ringan. Untuk mengurangi berat dan ketebalan, Satio menyembunyikan lensa ke dalam mekanisme slider yang hanya menutupi bagian lensa saja. Di ponsel lain, biasanya penutup lensa ini akan dibuat sebesar back cover. Hal ini lah yang membuat banyak permasalahan pada efektivitas ruang.
Satio dibekali OS Symbian S60 5th Edition. OS yang sama seperti pada 5800 XpressMusic, N97 dan 5530 XpressMusic. Tampilan dan `rasa'-nya pun akan sama dengan ponsel-ponsel tadi. Yang pasti, dengan OS seperti ini maka input teks dan interaksi disokong oleh layar sentuh. Untuk keperluan tersebut, Satio sudah membawa layar sentuh resistive cukup luas, 3.5 inchi bertipe TFT 16,7 juta warna. Resolusi yang ditampilkannya pun 360 x 640 pixel. Standar untuk layar lebar WQVGA Symbian S60 5th. Karena sifat layar yang resistive ini, input dengan menggunakan jemari akan mengalami sedikit kendala meski tidak bisa dibilang tidak bisa. Idealnya Anda bisa menggunakan stylus dongle yang memang disediakan oleh Satio.
Menariknya, menu utama dan layar home Satio diperkaya dengan theme flash. Hal ini bisa dipastikan melalui gagalnya sejumlah usaha mengabadikan layar utama dengan aplikasi screenshot. Aplikasi ini tidak dapat mengabadikan gambar flash, semisal video dan viewfinder kamera. Fungsi fotografi didukung dengan kehadiran sejumlah tombol penting, diantaranya adalah tombol kamera, tombol mode kamera dan tombol view (play). Semua diletakkan pada satu bagman, yakni sisi kanan (dilihat dari arah pengguna). Sementara di sisi sebaliknya kita akan menemukan konektor charger, slot memori dan switch pengunci layar. Artinya, tidak ada konektor audio terpisah. Masuk akal jika kita mengingat bahwa Satio adalah ponsel kamera, tapi cukup mengecewakan jika Satio memang dirujuk sebagai ponsel full multimedia.
Sony Ericsson U1i Satio (Idou) Video:
12 megapixel artinya Satio mampu menghasilkan foto dengan resolusi maksimal 4000 x 3000 pixel. Besar sekali, sekalipun Anda membuatnya untuk sebuah poster, gambar hasil foto Satio diklaim tidak akan pecah. Semua opsi fotografi terkini sudah tersedia. Semisal autofocus, smile detection, face detection, Bestpic, Panorama, Touch capture, image stabilizer dan sebagainya. Plus bantuan lampu kilat bertipe Xenon akan membantu pengambilan gambar di ruang yang minim cahaya. Hasilnya cukup memuaskan. Namun kurang memenuhi selera bagi beberapa orang. Tapi itu bisa saja subyektif.
Pemotretan di luar ruangan menghasilkan gambar yang bagus. Semua warna dapat ditangkap dengan baik, detil dan dengan tingkat saturasi yang tebih baik dari kamera ponsel 8 megapixel. Namun kualitas ini segera turun ketika ada mendung atau perubahan cahaya yang drastis. Hasil foto dalam ruangan memperlihatkan dua kualitas yang cukup berbeda. Ketika mengambit gambar dengan jarak cukup jauh, obyek foto tampak tidak fokus di beberapa bagian. Lampu kilat Xenon yang dibawa rupanya tak cukup kuat, bahkan tidak sehebat Xenon yang dibawa ponsel kamera terdahulu semisal K850i. Namun sebaliknya jika dilakukan dalam jarak dekat hasitnya bisa dibilang bagus. (Lihat hasil kamera: gambar 1 , gambar 2)
Namun tanpa pembanding di kelas yang sama, rasanya sulit untuk menyebut kamera Satio bermasalah. Pada kenyataannya sejumlah fitur andalan di sisi kamera sanggup menutupi hal ini. Seperti kecepatan memproses gambar. Hanya sekitar 1 detik setelah kita memotret, hasil gambar akan tertampang dalam layar preview. Hal ini berarti cepat, bahkan jika dibandingkan dengan kamera ponset 8 megapixel besutan vendor lain.
Sementara itu, Satio juga mampu menghasilkan video MP4 dengan resotusi VGA (640 x 480 pixel) dengan framerate 30 fps. Hasilnya bagus, meski masih ditemukan beberapa titik yang tampak kurang cahaya dan untuk keperluan ini, ponsel berkamera 5 megapixel saja sudah sanggup melakukannya. Bagusnya, Satio juga mampu menghasilkan video dengan ratio widescreen 16:9. Cocok untuk ditayangkan di televisi LCD. (lihat hasil video: video 1)
Seperti ponsel Sony Ericsson lain, Satio dalam jiwa Symbian S60 5th editionnya tetap membawa fitur MEDIA. Fitur yang sama seperti pada ponsel Walkman ini tampil sedikit berbeda. Hanya tiga menu utama saja yang disajikan, yakni Photo, Music dan Video. Dengan layar 3,5 inchi, video dan album art file musik Anda akan tertampil dengan apik. Namun sayang Anda mungkin akan kecewa dengan kualitas suara yang dihasilkan speaker tunggal Satio. Kekuatannya tidak mampu mendukung semua tone yang ingin Anda dengar. Pun jika Anda berharap ada konektor audio 3,5 mm agar anda bisa menggunakan headset favorit di ponsel ini, Anda terpaksa gigit jari. Satio hanya menyediakan konektor audio tradisional yang sekaligus berfungsi untuk daya dan data. Demikian juga dengan headset bawaan yang menggunakan konektor jenis ini.
Disamping pemutar musik dan video, kita pun akan dihibur dengan keberadaan radio FM dengan rds. Seperti radio fm ponsel lain, radio hanya akan aktif ketika kita mencolokkan headset handsfree ke dalam konektor tradisional tadi. Dengan begitu, kabel headset akan berfungsi juga sebagai antenna radio.
Satio dilengkapi teknologi transfer data berkecepatan tinggi. Yakni HSDPA 7.2 mbps dan HSUPA hingga 3.6 mbps. Teknologi yang cukup mumpuni untuk sekedar upload foto ke situs blog dan browsing situs-situs networking. Selain itu, ponsel ini pun dilengkapi Bluetooth dan kabel data.
Sayang sungguh disayang, Satio tidak membenamkan aplikasi Facebook for Symbian S60 5th edition. Di ponsel Nokia, ketika ponsel 5th edition mereka tidak dilengkapi aplikasi macam ini, kita bisa mendownloadnya via OVI store. Nah, lalu bagaimana untuk Sony Ericsson dengan Symbian 5th edition? Beruntung masih banyak hal yang bisa kita temukan di sini, semisal di sisi dukungan fitur chat. Kita bisa mendownload sejumlah aplikasi chatting semisal IM+ Jabber, Google Talk dan IM milik Sony Ericsson sendiri.
Disamping itu, kita pun akan disuguhi receiver GPS yang sangat sensitive. Artinya, meski di dalam gedung, kita bisa memperoleh info satelit dengan akurat. Berbeda misalnya dengan BtackBerry Bold. Satio pun telah menyediakan dua peta berbeda, Google Maps dan WisePilot navigator untuk keperluan navigasi. Nama terakhir merupakan aplikasi yang sama seperti di Aino. Kinerjanya bagus namun pra lisensinya hanya berlaku 30 hari.
ini layar touch screen-nya keras atau sedikit empuk?
katanya teman saya, kalau layarnya sedikit empuk bakal cepet rusak. saya jadi takut :|