ber-MMS di Handphone


Ads:

Di awal peluncuran -nya, MMS hanya bisa dikirimkan antara satu pelanggan ke pelanggan yang lainnya dalam satu operator saja. Waktu itu, pelanggan tidak merasa puas. Mereka menuntut agar MMS juga dapat dikirimkan ke rekan atau kerabat yang menjadi pelanggan operator selular lain. Baru pada sekitar Oktober 2003, tiga operator selular waktu itu: Satelindo, IM3 dan Exelcom menjalin kesepakatan membuka keran MMS diantara para pelanggan mereka. Sayangya, operator selular terbesar di tanah air, Telkomsel yang menguasai 52% pasar selular, belum setuju, karena hitung-hitungan bisnis yang belum dirasakan “pas”. Akhirnya April 2004 semua sepakat untuk menjalin kerjasama layanan MMS lintas operator, sebagai salah satu upaya untuk memenuhi tuntutan pasar.

Dengan MMS, pesan teks yang jumlah karakternya tak terbatas, gabungan image, grafik, suara, video, tabel, chart, diagram, layout, dan animasi GIF serta audio seperti musik, speech, streaming sound, dapat dikirim melalui ponsel.

MMS merupakan layanan person-to-person messaging. Penggunanya bisa mengirimkan pesan dari satu ponsel ke ponsel lainnya, maupun push dari internet ke ponsel atau dari ponsel ke internet (email). Terminal yang mendukung MMS memiliki kapabilitas untuk mengirim atau menyusun media pesan seperti gambar, voice dan bisa juga berupa video.

Sayangnya sejak pertama kali digulirkan, booming MMS masih belum terasa. Mengapa demikian? Jika dibandingkan dengan layanan SMS, perkembangan MMS memang tidak bisa sedahsyat SMS. Beberapa faktor yang mempengaruhi lambannya perkembangan MMS ada tiga yakni vendor ponsel, penyelenggara (operator) serta pengguna ponsel itu sendiri.

Vendor Ponsel
Pemicu lambannya MMS dipengaruhi oleh harga ponsel dengan fitur MMS yang masih terbilang mahal. Mahalnya harga ini justru terjadi pada saat MMS baru diluncurkan. Akibatnya, pengguna ponsel yang antusias ingin menikmati layanan ini harus berfikir dua kali untuk mengganti ponsel lamanya. Hal ini juga yang menimbulkan kesan, layanan MMS ini hanya bisa dinikmati kalangan orang berduit.

Namun demikian, para vendor ponsel kini berlomba-lomba membuat produk dengan harga yang lebih terjangkau. Walhasil saat ini sudah banyak tersedia di pasaran ponsel-ponsel yang memiliki fitur MMS dengan harga yang lebih terjangkau.

Operator
Posisi operator sangat strategis dalam menunjang pertumbuhan layanan MMS. Sebab menggunakan MMS tidak semudah menggunakan SMS. Melainkan butuh langkah-langkah tertentu seperti pendaftaran maupun penyetingan tertentu pada ponsel yang akan digunakan untuk ber-MMS. Sistem layanan MMS yang lebih rumit ketimbang SMS ini bisa dilihat dari cara kerja masing-masing layanan, sebagai berikut:

  • Sistem Pengiriman pesan SMS
    Pesan SMS yang dikirim dari ponsel akan masuk ke SMS center operator pengirim, kemudian pesan tersebut dikirim langsung ke SMS center operator penerima. Selanjutkan pesan tersebut langsung dikirim ke posel penerima dan bisa langsung dibaca
  • Sistem Pengiriman MMS
    Contoh bila si A pelanggan Telkomsel mengirim pesan MMS ke Si B yang pelanggan Satelindo, maka pesan MMS dari si A akan dikirim ke MMS Center Telkomsel. Dari MMS Center Telkomsel pesan MMS tersebut dikirim ke MMS Center Satelindo. Selanjutnya tidak langsung dikirim ke ponsel Si B tetapi sistem hanya otomatis mengirim notivikasi lewat SMS kepada Si B.
    Notivikasi tersebut berisi informasi bahwa SI B mendapat pesan MMS dari Si A. apabila si B tidak menggubris pesan tersebut berarti pesan MMS yang dikirim si A masih tertahan di MMS Center Satelindo.
    Jika kejadian ini mencapai ratusan bahkan ribuan kasus, maka lama kelamaan pesan MMS tersebut memberatkan MMS Center operator penerima.

SMS telah sukses di beberapa negara seperti Cina, Philipina, dan di Indonesia sendiri. Bahkan layanan SMS di Indonesia terbukti mampu menggusur layanan pesan teks yang dulu populer seperti pager dan telegram. Buktinya Telkom terpaksa menutup layanan telegram lantaran merosotnya minat masyarakat terhadap layanan ini.

Kesuksesan SMS ini lebih karena kegunaan SMS itu sendiri. Umumnya layanan SMS lebih dipakai sebagai alternatif pengganti komunikasi suara. Disamping itu tarif SMS yang berada pada kisaran Rp. 100-Rp. 150/pesan (160 karakter) terasa lebih murah. Sehingga pengguna ponsel umumnya lebih memilih menggunakan SMS dalam menyampaikan informasi yang tidak terlalu penting. Sedangkan tarif MMS yang dipatok per Kb masih terasa berat bagi sebagian pengguna ponsel
Pengguna ponsel pun umumnya menikmati layanan MMS ini lebih pada hal-hal yang bersifat fun. Padahal fungsi MMS bisa lebih dari itu. Misalnya untuk memantau streaming, melakukan aktivitas bisnis dll.



Baca Artikel menarik berikutnya:



Comments :

0 comments to “ber-MMS di Handphone”


Post a Comment

doFollow blog dengan pagerank 3, jadi... banyak manfaatnya untuk Backlink blog anda.